Ada Parasit Dalam Demokrasi
|
Demak- Tenaga Ahli Bawaslu Republik Indonesia, Masykurudin Hafizh menyampaikan bangsa ini dalam hidup berdemokrasi mempunyai beberapa kelebihan. Namun dalam kelebihan-kelebihan itu pada prakteknya ada parasit yang ikut tumbuh sehingga bukan hanya mengganggu pandangan, namun tentunya mengganggu perjalanan demokrasi.
Peranyataan itu disampaikan secara virtual dalam mengisi kegiatan posonan yang digagas Bawaslu Kabupaten Demak. Untuk diketahui kegiatan posonan itu merupakan program rutin Bawaslu Kabupaten Demak yang selenggarakan setiap bulan puasa selama kurang lebih setengah bulan selain hari libur. Kegiatan dikemas dalam episode Ngupat (Ngobrol Urusan Pemilu dan Pilkada Serentak) yang disiarkan live streaming lewat kanal Youtube Bawaslu Demak. Untuk tahun 2022 ini kegiatan dimulai pada hari kedua bulan puasa, Senin 4 Apiril 2022 karena hari pertama jatuh pada hari Minggu.
Indonesia kaya akan sumber daya alam namun hanya beberapa gelintir yang menguasainya, Indonesia juga kaya akan keragaman yang merupakan unsur yang mendukung demokrasi, namun lambat laun toleransinya melemah akibat gerakan-gerakan yang menggungat keragaman. Itulah sekilas yang dijabarkan cak Masykur, sapaan akrab Masykurudin Hafizh. Selanjutnya, ia menawarkan cek and balance sebagai solusi. Menurutnya bila chek and balance difungsikan sebagai manafungsinya parasite-parasit itu bisa dikendalikan.
Menjawab pertanyaan moderator terkait dengan tema “Parasit Demokrasi; Demagog dan Narsisme Politik”, Cak masykur menegaskan mereka-mereka yang tidak menempatkan sesuai fungsinya itulah yang termasuk parasit. Menurutnya Demagog identik dengan zhalim yang dalam kamus Islam berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Sementara narsisme akan selalu menyertai demagog karena narsisme menurutnya suatu sikap yang didasari dengan mementingkan diri sendiri.(Em.ade, 22).